Asy-Syaikhany mengeluarkan dari Abu Sa'id Al-Khudry di dalam sebuah hadits, dia berkata: Rasulullah SAW duduk di atas mimbar dan kami pun duduk di sekitar beliau, lalu beliau bersabda, "Sesungguhnya yang paling kutakutkan atas kalian ialah jika Allah membukakan kesenangan dan perhiasan dunia kepada kalian". Begitulah yang disebutkan di dalam At-Targhib Wat-Tarhib, 5/144.
Asy-Syaikany juga mengeluarkan sebuah hadits dari Amr bin Auf Al-Anshay r.a, yang di dalamnya dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Terimalah khabar gembira dan satu harapan bagi kalian. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku takutkan terhadap kalian, tetapi aku justeru takut jika dunia dihamparkan kepada kalian, sebagaimana yang pernah dihamparkan kepada orang-orang sebelum kalian, lalu mereka saling berlumba2 untuk mendapatkannya, sehingga kalian menjadi binasa seperti yang mereka alami". Begitulah yang disebutkan di dalam At-Targhib Wat-Tarhib, 5/141
Ya'qub bin Sufyan mengeluarkan dari Ibnu Abbas r.a, bahwa Allah mengutus seorang malaikat kepada Rasulullah SAW, yang disertai Jibril a.s. Malaikat itu berkata, "Sesungguhnya Allah menyuruh engkau untuk memilih, apakah engkau menjadi hamba dan nabi, ataukah menjadi raja dan sekaligus nabi." Beliau menoleh ke arah Jibril layaknya orang yang meminta saran. Maka Jibril memberi isyarat, agar beliau menunduk dan patuh. Maka beliau menjawab, "Aku pilih menjadi hamba dan nabi." Setelah kejadian ini beliau tidak pernah makan sambil terlentang, hingga beliau wafat. Yang serupa dengan ini juga diriwayatkan Al-Bukhary dan An-Nasa'y. Begitulah yang disebutkan di dalam Al-Bidayah, 6:48.
Ahmad mengeluarkan dengan isnad yang shahih, dari Ibnu Abbas r.a, dia berkata, "Umar bin Al-Khaththab ra. bercerita kepadaku, "Aku pernah memasuki rumah Rasulullah SAW, yang saat itu beliau sedang berbaring di atas selembar tikar. Setelah aku duduk dekat beliau, aku baru tahu bahwa beliau juga menggelar kain mantelnya di atas tikar, dan tidak ada sesuatu yang lain, Tikar itu telah menimbulkan bekas guratan di lambung beliau. Aku juga melihat di salah satu pojok rumah beliau ada satu takar gandum. Di dinding tergantung selembar kulit yang sudah disamak. Melihat kesederhanaan ini kedua mataku menitiskan air mata. "Mengapa engkau menangis wahai Ibnul-Khaththab?" tanya beliau. "Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis jika melihat gurat-gurat tikar yang membekas di lambung engkau itu dan lemari yang hanya diisi barang itu? Padahal Kisra dan Kaisar hidup di antara buah-buahan dan sungai yang mengalir. Engkau adalah Nabi Allah dan orang pilihan-Nya, sementara lemari engkau hanya seperti itu." "Wahai Ibnul-Khaththab, apakah engkau tidak redha jika kita mendapatkan akhirat, sedangkan mereka hanya mendapatkan dunia?"
Al-Hakim juga mentakhrijnya secara shahih, berdasarkan syarat Muslim. Ibnu Hibban meriwayatkannya dari Anas, dan dia menyebutkan yang seperti ini. Begitulah yang disebutkan di dalam At-Targhib, 5/161
No comments:
Post a Comment